Dreams are today's answers to
tomorrow's questions.
Edgar Cayce
Rasa –rasanya baru kemarin saya duduk termenung di depan
laptop memikirkan sebuah pertanyaan yang terlihat simple tp ternyata tidak
sesimple itu buat saya, “ Apa kontribusi pekerjaan anda di dalam kehidupan?”.
Sebuah pertanyaan yang mampu mengarahkan saya pada pertanyaan lainnya,
“Sudahkah saya berkontribusi terhadap org lain dan negara di dalam kehidupan
ini? . Sebuah PR yang menarik….
Rasa –rasanya baru kemarin hadir di briefing kelas inspirasi
dan mendengarkan pak anies baswedan mengatakan
“ Di tempat kita hadir kita akan meninggalkan bekas mimpi..”
“ If you’re not a follower,you’re not a leader.”
“ Building a ship as we seal “
“ Tiap hari 5000 bayi lahir di Indonesia, bayangkan berapa
banyak jumlah penduduk dalam 10 tahun ke depan. Jika mereka adalah generasi
terdidik dan berani bermimpi,bayangkan betapa kontribusi mereka buat negara
ini,mereka tidak akan menjadi generasi yg akan menghabiskan hidupnya di lampu
merah,dll…..”
“ It’s time to pay back “
Yak,betapa senangnya saya terpilih di dalam kelas inspirasi
yang diadakan oleh Indonesia Mengajar ini. Jadi sekitar 200 profesional akan
turun ke 25 SD di Jakarta untuk berbagi inspirasi kepada anak-anak mengenai profesinya. Menanamkan mimpi
sejak dini kepada anak-anak supaya mereka berani untuk bermimpi dan
mengejarnya.
Dan rasa-rasanya baru kemarin saya
datang ke SD Petojo Utara 13…
25 April 2012, SD Petojo Utara 13
Pagi itu dimulai dengan upacara bersama dan kamipun
diperkenalkan kepada para murid. Hari itu semua murid sedang memakai baju
pramuka,dan mereka hanya diam termangu memperhatikan kami pada saat upacara ,mungkin
pikiran mereka sedang penuh tanda tanya siapa kami ini,seperti juga dada saya
yg saat itu berdegup kencang antara bersemangat dan takut karena ini pengalaman
pertama saya mengajar di depan anak-anak,mmmm sebenernya pengalaman pertama saya mengajar di depan siapapun
sih hehehe…
Sebagai seorang fotografer ,saya tentu saja membawa kamera
saya,beberapa foto-foto yang saya tempel di stereofoam dan beberapa bentuk
print lain.
Sebagai permulaan saya mencontek gaya hallo hai hai pada
saat briefing tentu dengan sedikit gubahan. “ Jika saya bilang hallo,maka
kalian menjawab jepret dengan bergaya seperti mau difoto,jika saya bilang hallo
hallo maka kalian mengatakan jepret jepret…” Dan….. ternyata mereka semua jago
berpose,semangat sekali mereka bergaya,tak ada satupun kelas yang malu malu.
Dan tentu saja gaya tangan di dagu ala cherrybelle menjadi gaya andalan
beberapa murid….
“ Siapa yang suka di foto?” Tanya saya
“ saya saya saya”
“Mau nggak dfoto?” mauuuuuuuuuuu
Setiap kelas menghadirkan suasana yang berbeda,tidak bisa
dibandingkan antara kelas 1 sampai kelas 6,semuanya memiliki tantangan
tersendiri….
Ada satu kelas ketika saya bertanya apa cita
citanya?berbagai jawaban muncul mulai dari pemaen bola (paling top request!:)
)sampai dengan menjadi dokter. Tapi ada pula yang menceletuk “ Ah paling entar
juga jadi kuli..” Sedih mendengarnya…” Kita bisa jadi apapun asal berani
bermimpi dan mau belajar serta bekerja keras untuk mendapatkannya”
Banyak pertanyaan-pertanyaan lucu dan lugu dari anak-anak,…
“Ibu udah nikah belon?”
“ Ibu,kalo jadi fotografer gitu,sejutaan dapet nggak?”
“ Brapa sih harga kamera,5 jutaan ya?”
Lalu saya bertanya “ Kira-kira kalian biasa melihat foto ada
dimana saja”
Mereka menjawab “ facebook “ twitter” “ipad”
Anak-anak jaman sekarang ya…:)
Lalu saya pun meminta mereka untuk menjadi sukarelawan
menjadi model dan teman temannya mencoba mengarahkan,kira kira kita minta untuk
berpose seperti apa ya?Kalau mau memotret penyanyi kira kira gayanya seperti
apa yaaaaa…..Atau kita minta bergaya ala pendekar shaolin? “ Ibu,shaolin apa
sih?” Lucuuuuuuu ya merekaaaaa.
Terakhir saya minta mereka untuk menjawab pertanyaan,yang
bisa menjawab pertanyaan akan mendapat hadiah beberapa foto yang sudah saya
bawa. Mau foto yang manaaaaaa?? Yang ini yang itu mereka berebut…..Ini aja ya
foto sebuah kota di Italy,semoga nanti kalian bisa kesana …dan sekelas pun
menjawab dengan lantang “ Amiiiiiiinnnnnn”
Selesai mengajar dan dalam perjalanan ke ruang guru ada anak
perempuan menghampiri saya “ Ibu,gmana sih caranya menjadi fotografer?” ,”
Banyak banyaklah melihat,belajar dan bekerja keras, cita cita kamu mau jadi
apa?” “Fotografer..” Tidak bisa dibayangkan rasanya mendengar seuntai kalimat
itu…
Seusai mengajar dengan suara yang hampir habis,yang langsung
terlintas dalam benak saya adalah,ini baru sehari,bagaimana dengan guru maupun para
pengajar muda yang berjuang di berbagai pelosok Indonesia,yang bisa dikatakan
“mengajar” 24 jam pasti disana dengan sejuta permasalahan dan tantangan namun
tidak ada keluhan apapun jika kita membaca cerita-cerita pengajar muda diblog. Betapa
hebatnya mereka,jika ada 1000 topi,saya angkat semua buat mereka...
Masih terbayang semangat para professional di refleksi
minggu kemarin. Melihat mata berbinar-binar menceritakan dan mendiskusikan
berbagai hal mulai dari yang lucu sampai dengan diskusi serius masalah
pendidikan apa yang sedang
dihadapi bangsa ini. Masih banyak orang peduli dan yakin negara ini
punya masa depan yang cerah.
Suatu kehormatan bisa bergabung dengan kelas
inspirasi.Terimakasih. Disaat yang sama pun saya juga diingatkan untuk tetap
bersemangat menggapai mimpi-mimpi saya .
Saya pernah punya mimpi, yang lain juga pernah punya mimpi
dan saya yakin sampai sekarang pun kami masih terus bermimpi menggapai banyak
hal. Kami menyadari betapa indahnya bermimpi dan berjuang mewujudkannya dengan
segala passion yang kami punya,karena itu kami ingin anak-anak ini juga
merasakan hal yang sama. Bemimpi dan mewujudkannya. Terbang setinggi mungkin.
Membangun bangsa ini sebesar mungkin.